Monday, 13 March 2017

Foto Album Kenangan Kelas - SMAN 1 Taman Sidoarjo

Yukk, yang mau diabadikan semua momen bahagianya. Segera merapat di ILYAS jepret.

WA 0896 5280 8810

ILYAS jepret
#ILYASjepret #scout #photograph #adventure #fotografi #fotomurah #fotografer #sidoarjo

Friday, 10 February 2017

Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka Jawa Timur 2017

Maret- Mei 2017 Kwarda Jatim akan mengadakan "Festival Kampung Kelir"
secara bertahap di 11 Zona di Jawa Timur.
Misinya adalah bakti masyarakat Tegak/Dega yang berkerja sama dengan Jawa Pos serta melibatkan Slankers dan OI, dengan menjadikan kampung yang indah dan nyaman, kemudian dilanjutkan dengan perintisan dan pengembangan Gudep Teritorial di kampung tersebut.

Sebuah rebranding kegiatan "Perkemahan Wirakarya Daerah Jatim 2017" dengan bakti pengecatan rumah di kampung tersebut, menjadikan kegiatan yang inovatif dan kekinian.

Kebetulan Sidoarjo sebagai tuan rumah Zona 1.
Nantinya akan mengirimkan 500 T/D.
Untuk koordinasinya bersama DKC dan DKR di masing2 Ranting.

Mohon dukungan dan bantuannya untuk menyukseskan kegiatan PW Daerah Jatim ini.

Info lebih lanjut akan kami sampaikan secepatnya.

Trm kasih.

Selamat malam

Bagi yang berminat menjadi Panitia Pelaksana Perkemahan Wirakarya Daerah Zona 1 silahkan konfirmasi ke 089652808810 dan mengisi form biodata dibawah ini...
Download disini

Friday, 29 January 2016

KPDK CABANG 2016

Gerakan pramuka sebagai salah satu wadah pembinaan generasi muda diharap menjadi solusi untuk membentuk para pemuda untuk mengembangkan diri dalam dunia kepanduan untuk menjadi pemimpin yang berilmu dan berpengentahuan, yang kemudian ilmu dan pengetahuannya dapat berguna untuk dirinya, masyarakat, serta bangsa dan negaranya.
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega merupakan bagian dari Kwartir yang mempunyai suatu sistem kerja yang tidak dapat lepas dari Kwartirnya, untuk melaksanakan fungsi manajemen, Dewan Kerja mutlak mempunyai hubungan kerjasama secara stuktural maupun fungsional dengan Kwartir. Setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Dewan Kerja tidak pernah lepas dari Kwartirnya.
Di satu sisi Dewan Kerja merupakan salah satu wadah pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pandega, ini berarti bahwa Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega merupakan tulang punggung keberhasilan pembinaan Penegak dan Pandega di wilayah kerjanya. Sedangkan disisi lain anggota Dewan Kerja adalah peserta didik yang masih memerlukan pembinaan dari anggota dewasa, yang dalam hal ini adalah Kwartirnya.
Secara keseluruhan anggota Dewan Kerja dipersiapkan dan diharapkan dapat menjadi kader bagi Gerakan Pramuka, masyarakat dan pembangunan bangsa dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu kemampuan dari anggota Dewan Kerja harus lebih ditingkatkan baik kemampuan intelektualnya maupun dalam kemampuan dalam mengelola Dewan Kerja, salah satu bentuk kegiatan yang bertujuan memupuk kemampuan anggota Dewan Kerja adalah melalui Kursus Pengelolaan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega (KPDK).
Untuk itu Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Sidoarjo akan mengadakan “kursus pengelola dewan kerja (KPDK) Tingkat Cabang Tahun 2016”, sebagai wadah pengembangan pengetahuan kepemimpinan dalam mengelolah dewan kerja dan dewan ambalan yang mampu membina diri dan satuan sekaligus wadah manajemen organisasi yang diharapkan mampu menjadi pioner serta lokomotif pembangunan bagi bangsa dan tanah air.


MAKSUD :
Merupakan wadah pengembangan pengetahuan kepemimpinan dan pengelolaan dewan kerja dan dewan ambalan yang mampu membina diri dan satuan sekaligus wadah manajemen organisasi yang diharapkan mampu menjadi pioner serta lokomotif pembangunan bagi bangsa dan tanah air.
TUJUAN :
1.      Dewan Kerja mampu menerapkan Tugas dan fungsi di wilayahnya
2.      Dewan Kerja mampu memanfaatkan sumber daya yang ada di wilayah kerjanya guna kepentingan pengelolaan Administrasi Dan Kegiatan
3.      Dewan Kerja mampu mengaktualisasikan keterkaitan Gerakan Pramuka dalam pembangunan bangsa.
4.      Dewan Kerja mampu melakukan komunikasi yang efektif di dalam pengelolaan Dewan Kerja ,Ambalan dan Racana.
5.      Dewan Kerja mampu menjawab dan memahami kondisi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kerjanya.

I.              PELAKSANAAN KEGIATAN
1.      Nama Kegiatan
Kursus Pengelolaan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Tingkat Cabang Sidoarjo Tahun 2016 disingkat KPDK Cabang 2016
2.      Tema
Be A Warrior Rover Scout (Menjadi Pejuang Pramuka Penegak dan Pandega)
3.      Waktu dan Tempat
Kursus Pengelolaan Dewan Kerja akan dilaksanakan pada:
Tanggal    : 29-31 Agustus 2016
Tempat     : Sanggar Bakti Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Sidoarjo
4.      Peserta 
    Peserta Kursus Pengelolaan Dewan Kerja Tingkat Cabang Sidoarjo (KPDK) 2016 adalah anggota Dewan Kerja Ranting dan Dewan Ambalan se-Sidoarjo yang tiap Perutusan akan di wakili 2 orang. 


Untuk Tugas Peserta tentang Administrasi Dewan Kerja Ranting Silahkan unduh file berikut :  
Form M-01
Form M-02
Form M-03

Monday, 14 December 2015

Darah dalam tubuh

Darah Manusia Itu Ternyata Ajaib, Lho…

Berikut fakta mengagumkan dari darah kita:

1). Apabila Gelas diisi air putih, ditetesi darah segar (manusia), maka air berubah menjadi merah karena darah tercampur rata tanpa diaduk.
● Kesimpulan:
Air putih itu sangat baik untuk tubuh/darah kita.

2). Gelas diisi air garam, ditetesi darah segar, diaduk. Tetap tidak tercampur dengan baik atau rata, terlihat darah menggumpal kecil-kecil dan kental.
● Kesimpulan:
Terlalu banyak makan garam, darah jadi kental, menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah, jantung harus bekerja lebih keras memompanya. Bisa berakibat darah tinggi dan stroke.

3). Gelas diisi minyak, ditetesi darah. Tidak mau bercampur dan menggumpal besar.
● Kesimpulan:
Terlalu banyak makan makanan berminyak tidak baik, kolesterol menyumbat pembuluh darah yang mengalir ke jantung, menyebabkan penyakit jantung yang amat riskan kematian karena bisa tiba-tiba anfal dan tidak tertolong.

4). Gelas diisi alkohol, ditetesi darah. Langsung bercampur, tapi lama-lama darah berubah warna menjadi coklat, berarti darah menjadi rusak.
● Kesimpulan:
Banyak para alkoholis meninggal dunia karena minum terlalu banyak, apalagi alkohol oplosan.

Semoga bermanfaat untuk kesehatan tubuh dengan menjaga pola makanan   setiap hari.
Tetap semangat.

Tuesday, 1 December 2015

PERANAN GURU DALAM PENEGAKAN DISIPLIN SISWA

Pendidikan Nasional Indonesia yang berdasarkan Pancasila bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI nomor 20 tahun 2003).
Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pend­­­­idikan mewujudkan dalam rangka program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia.
Untuk tercapainya tujuan pendidikan sebagaimana diuraikan di atas, maka diperlukan kerjasama yang baik dan saling pengertian antara ketiga lingkungan pendidikan yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Sekolah sebagai salah satu lingkungan pendidikan harus senantiasa memperhatikan kedisiplinan anak dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan kerjasama antara kepala sekolah, guru dan orang tua siswa dalam rangka menumbuhkan atau membina kedisiplinan pada siswa.
Koestoer (1983: 68) menyatakan disiplin pada dasarnya adalah ketaatan dan kepatuhan terhadap aturan atau norma yang berlaku dalam sekolah tersebut seperti disiplin waktu, disiplin berpakaian, mengerjakan tugas dan lain sebagainya .
Dewasa ini ada tiga kelompok siswa yang memprihatinkan orang tua masyarakat, dan sekolah, mereka adalah anak putus sekolah, siswa yang kurang berprestasi dan melanggar tata tertib sekolah. Setiap siswa menimbulkan kekecewaan pada staf sekolah karena perilaku yang nampaknya tidak rasional. Ketiga masalah ini biasanya akibat dari masalah-masalah yang kompleks dari kehidupan siswa-siswa dan untuk memperbaikinya bukan pekerjaan yang mudah. Masalah ini telah disadari oleh para guru bahwa di dalam konteks hubungan yang ditandai dengan penerimaan, kekeluargaan dan non evaluasi bahwa siswa-siswa ini sanggup untuk melihat dirinya dan untuk memulai memperbaiki pola hidupnya yang masih kacau.
Penelitian yang maksimal tentang cara-cara sekolah dapat membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan baik terhadap aturan yang sudah di terapkan di lingkup sekolah.
Dalam suatu masyarakat sekolah, para siswa harus mampu mengendalikan keinginan-keinginan pribadinya masing-masing, dengan kata lain mereka harus mengikuti dengan baik tata perilaku yang telah ditetapkan oleh sekolah. Keterampilan siswa dalam mendisiplikan diri dengan baik merupakan hal penting bagi mereka, namun tingkat disiplin setiap siswa dalam mengembangkan penerimaan dan kepatuhan tehadap peraturan sekolah berbeda-beda. Untuk mengatasi hal tersebut setiap sekolah menerapkan beberapa sanksi untuk memperbaiki perilaku-perilaku para siswanya.
Sebagaimana diketahui peranan guru sebaiknya tidak pada perilaku menghukum anak didik. Guru yang sering menghukum anak didik dapat mengganggu hubungan kepercayaan (raport) dan berbagai informasi yang diperlukan dari siswa tersebut. Hal ini secara langsung akan merusak profesi kependidikan di sekolah.
Nursisto mengemukakan bahwa “masalah kedisiplinan siswa menjadi sangat berarti bagi kemajuan sekolah” dalam (tarmizi.wordpress.com). Di sekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses pembelajaran yang baik. Sebaliknya, pada sekolah yang tidak tertib kondisinya akan jauh berbeda. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sudah dianggap barang biasa dan untuk memperbaiki keadaan yang demikian tidaklah mudah. Hal ini diperlukan kerja keras dari berbagai pihak untuk mengubahnya, sehingga berbagai jenis pelanggaran terhadap tata tertib sekolah tersebut perlu dicegah dan ditangkal.
Berdasarkan hasil observasi awal di SMP Negeri 1 Lakudo menunjukkan bahwa terdapat siswa yang melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap tata tertib sekolah. Pelanggaran-pelanggaran yang dimaksud adalah terlambat mengikuti apel pagi, tidak mengerjakan tugas, dan masih banyaknya siswa yang pulang sebelum waktu pelajaran selesai (bolos). Setiap siswa yang melakukan pelanggaran ditindaki dengan diberikan sanksi. Sanksi-sanksi yang sering diberikan oleh guru terhadap siswa-siswa yang melakukan pelanggaran tersebut yakni siswa disuruh membersihkan WC, dijemur di terik matahari, lari mengelilingi lapangan, mengisi air di bak mandi, dan memungut sampah

PERANAN GURU

Guru  adalah figur seorang pemimpin. Ia adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
Maka jika kita bicara tugas guru, sesungguhnya ia mempunyai tugas yang banyak, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Namun demikian juga dikelompokkan maka guru memiliki tiga jenis tugas, yaitu :
 (1) tugas guru dalam bidang profesi 
 (b) tugas kemanusiaan
(3) tugas dalam bidang kemasyarakatan
Pertama, guru merupakan profesi/jabatan. Dalam konteks ini tugas guru meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Sehingga secara makro tugas guru adalah menyiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara.
Kedua, tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.
Ketiga, tugas guru di bidang kemasyarakatannya. Dalam bidang ini guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral pancasila. Jika dipahami, maka tugas guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 27 ayat (3) dikemukakan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar. Di samping itu ia mempunyai tugas lain
Tugas guru sebagai administrator mencakup ketatalaksanaan bidang  pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya seperti mengelola kelas, memanfaatkan prosedur dan mekanisme pengelolaan tersebut untuk melancarkan tugas-tugasnya, serta bertindak sesuai dengan etika jabatan.
2. Tanggung jawab guru
Tuntutan pada profesionalisme terhadap anak didik, sudah pasti akan menambah tanggungjawab guru. Dengan menyadari besarnya tanggungjawab guru terhadap anak didiknya, hujan dan panas bukanlah menjadi penghalang bagi guru untuk selalu hadis di tengah-tengah anak didiknya.
Bagi guru pendidikan agama Islam (PAI) tugas dan kewajiban seperti yang telah disebutkan sebelumnya merupakan amanah yang harus diterima guru atas dasar pilihannya untuk memangku jabatan guru. Amanat tersebut wajib dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Hal ini sejalan dengan firman Allah Swt.,  dalam al-Qur’an surat an-Nisa; (4) : 58 berbunyi:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.[8]
Berdasarkan Ayat di atas, mengandung makna bahwa tanggungjawab guru adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, penuh keikhlasan dan mengharapkan ridha Allah Swt. Tanggungjawab guru adalah keyakinannya bahwa segala tindakannya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban disadarkan atas pertimbangan profesional (profesional judgment) secara tepat.[9] Pekerjaan guru menutut kesungguhan dalam berbagai hal. Karenanya, posisi dan persyaratan para “pekerja pendidikan” atau orang-orang yang disebut pendidik karena pekerjaanya itu patut mendapat pertimbangan dan perhatian yang sungguh-sungguh pula.

PERAN SEORANG GURU

Seorang guru sebagai teladan dari siswanya adalah hal utama yang biasa diterapkan dan dapat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah, di mana siswa akan mencontoh sikap dan tingkahlaku guru sebagai panutan mereka serta akan mengikuti petunjuk maupun himbauan dari guru menyangkut bagaimana mereka harus bersikap dan mengambil tindakan dalam kehidupan mereka terutama menyangkut segi pendidikan. Jadi, seorang guru harus selalu menjadi contoh yang baik bagi siswanya sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan lain.
            Disamping itu, untuk menjadi seseorang yang diteladani atau dalam artian panutan tidaklah mudah, sehingga seorang guru terlebih dahulu harus memahami dan melakukan pendekatan terhadap siswanya dengan tujuan menciptakan hubungan yang lebih erat sehingga akan tercipta pengertian dan pemahaman antar kedua belah pihak secara alamiah. Maksudnya, seorang guru harus berupaya menjadi seorang sahabat bagi siswanya terutama siswanya tang tergolong remaja usia sekolah menengah yang masih tergolong labil dan dalam proses penyesuaian diri atau pencaharian jati diri, dengan peran guru sebagai sahabat maka intensitas serta kualitas hubungan diantara keduanya akan lebih erat terjalin. Biasanya remaja akan menceritakan permasalahannya guna mencari solusinya kepada sahabatnya sehingga dalam hal ini yaitu guru memposisikan diri sebagai sahabat siswanya maka tidak jarang pula siswa tersebut akan lebih terbuka mengenai permasalahan yang dialaminya kepada guru mereka. Keterbukaan dan keeratan hubungan antara guru dengan siswa makan akan memudahkan guru untuk mendidik dan mengarahkan siswa kepada hal-hal positif dan bermanfaat dalam kehidupannya baik di masa sekarang maupun masa depan kelak terutama dalam kaitannya dengan keberhasilan proses pembelajaran, peran guru sebagai sahabat akan sangat penting di mana guru akan dapat memotivasi belajar siswa dan memahami karakteristik atau metode belajar yang sesuai atau cocok terhadap siswa sehingga proses pembelajaran akan berlangsung lancar, efektif, komunikatif dan menyenangkan. Denganmotivasi, diharapkansetiappekerjaan yang dilakukansecaraefektifdanefesien, sebabmotivasiakanmenciptakankemauanuntukbelajarsecarateratur, olehkarenaitusiswaharusdapatmemanfaatkansetuasidengansebaik-baiknya. Banyaksiswa yang belajartetapihasilnyakurangsesuaidengan yang diharapkan, sebabitudiperlukanjiwamotivasi, denganmotivasiseorangsiswaakanmempunyaicarabelajardenganbaik. Dengandemikianbetapabesarnyaperananmotivasidalammenunjangkeberhasilanbelajar.
            Sosok guru sebagai sahabat tidak dengan mudah memberikan hukuman terhadap pelanggaran yang dilakukan siswa namun bukan juga berarti tidak akan memberi hukuman terhadap suatu pelanggaran. Tetapi lebih cenderung mengajak bicara dan menanyakan alasan mengapa melakukan pelanggaran tersebut secara empat mata guna menghindari timbulnya masalah lain misalnya adanya perasaan dipermalukan dihadapan orang lain. Selain itu pula, ternyatamengajakbicarasecaraempatmatadengananakdidik yang melakukanpenggaran, mempunyaipengaruh yang sangatpositifdalammengubahperilakunegatifanakdidik. Denganmengajaknyabicarasecaraempatmataakanmembuatanakdidikdiperlakukansebagaisahabat yang dilindungikehormatannya di hadapanteman-temannya dan di saat yang samapulamemperbaikihaltidakbaik yang dilakukannya, adalahbentukpersahabatan yang luarbiasa. Bukanmalahmempermalukanteman di hadapan orang lainataumembiarkanbegitusajaseorangteman yang melakukankesalahan. Bentukpersahabatan yang semacaminijugaperluditerapkanseorang guru terhadapanakdidiknya.
Dengandemikian, guru yang menjadikananakdidiknyasebagaisahabatnyamakaakanmemposisikandirisetaradengananakdidiknya. Guru sepertiinilah yang akanmampumenciptakanatmosfer belajar yang hangat, menyenangkan, membangkitkansemangat, danmembangunkepercayaandiri yang besardalamdirianakdidik. Jikasudahdemikian, maka guru yang bisamenjadisahabatbagianakdidiknyaakandicintaiolehmereka, sehinggahaliniakanberbandinglurusdengankeberhasilandalammewujudkantercapainyatujuanbelajarmengajar.

Guru sebagai Peneliti
Manusia adalah makhluk yang unik, satu sama lain berbeda. Manusia yang satu memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Namun, mereka juga memiliki kelemahan yang tidak dimiliki yang lainnya. Demikian pula dengan peserta didik, mereka memiliki keunikan yang beraneka ragam dari waktu ke waktu. Karenanya guru tidak bisa memperlakukan mereka dengan cara yang sama untuk semua peserta didik dan untuk zaman yang berbeda. Hal ini menuntut guru mencari suatu sistem pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman dan tingkat perkembangan serta kebutuhan peserta didik tersebut.
Metode, strategi, media pengajaran yang diterapkan di suatu sekolah belum tentu cocok untuk sekolah yang lain. Begitu pula dengan perlakuan guru yang ditunjukkan di suatu daerah, belum tentu dapat diterima di daerah yang lain. Dengan demikian, apabila seorang guru ingin sukses menjadi guru yang profesional, hendaknya selalu mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang terlebih dahulu melakukan penelitian-penelitian, untuk menghindari perlakuan yang salah dalam proses pembelajaran peserta didik.
Guru sebagai Motivator Kreativitas
Dalam proses pembelajaran peserta didik terkadang tidak memiliki motivasi belajar, apalagi menciptakan hal-hal baru yang dapat meningkatkan kompetensinya. Sebagai motivator, guru berkewajiban meningkatkan dorongan peserta didik untuk kreatif dalam belajar.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan sungguh-sungguh belajar apabila memiliki motivasi yang tinggi. Sebagai motivator, hendaknya guru memperhatikan prinsip-prinsip, sebagaimana yang dikatakan E Mulyasa, berikut ini.
  • Peserta didik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian terhadap pekerjaannya.
  • Memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti.
  • Memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta didik.
  • Menggunakan hadiah dan hukuman secara efektif dan tepat guna.
  • Memberikan penilaian dengan adil dan transparan.
Guru sebagai Model dan Teladan
Sejak zaman dahulu sampai sekarang, guru masih dianggap sebagai pekerjaan yang luhur, yang memiliki sifat dan karakter yang mulia yang dijadikan model dan teladan bagi masyarakat. Perhatian masyarakat terhadap guru begitu besar sehingga setiap apa yang terjadi dengan guru langsung dikomentari oleh masyarakat.
Perilaku guru di sekolah selalu menjadi figur dan dijadikan dalil bagi para siswanya untuk meniru perilaku tersebut. Hal ini wajar karena peserta didik dalam proses pembelajaran kadang melakukan modelling untuk mengubah tingkah lakunya.
Sebagai teladan bagi peserta didik dan orang-orang di sekitarnya, mengharuskan guru melaksanakan kode etik keguruan yang menjadi dasar berperilaku, baik dalam interaksinya dengan Kepala Sekolah, teman sejawat, bawahan, peserta didik, dan masyarakat pada umumnya
Guru sebagai Penasihat
Dalam setiap langkah kehidupan, manusia tidak terlepas dari masalah karena masalah adalah bagian dari manusia yang hidup. Begitu pula halnya dengan peserta didik. Seringkali peserta didik mengalami kesulitan-kesulitan, seperti kesulitan belajar, kesulitan memecahkan masalah pribadi, kesulitan memecahkan masalah sosial, kesulitan mengambil keputusan, kesulitan menemukan jati diri, dan sebagainya. Kesulitan tersebut pasti akan mempengaruhi proses pembelajaran dan menentukan hasil dalam pencapaian tujuan. Untuk itu seorang guru harus bertindak sebagai konsultan yang siap memberikan nasihat kepada peserta didik.
Setiap guru harus berperan sebagai penasihat ketika peserta didik memerlukannya, kapan dan dimanapun guru berada. Hal ini dikarenakan guru adalah sebagai pen-transfer nilai-nilai dan norma yang harus menunjukkan identitasnya sebagai guru. Peran guru sebagai penasihat ini sangat diperlukan sekali, apalagi ketika di sekolah tidak ada guru Bimbingan dan Konseling.
Di beberapa tempat dan kesempatan guru tidak hanya berperan sebagai penasihat bagi peserta didiknya. Akan tetapi, guru juga dianggap sebagai orang yang serba tahu yang dapat memecahkan berbagai permasalahan terutama yang berhubungan dengan pendidikan. Oleh karena itu, guru harus memahami betul masalah-masalah pendidikan, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, dan sebagainya.
Guru sebagai Inovator
Social Changes akibat perkembangan teknologi dan globalisasi yang begitu cepat menuntut adanya perubahan dalam segala bidang. Perubahan masyarakat ini justru tidak diikuti oleh perubahan-perubahan dalam teknologi pendidikan. Hal ini menyebabkan kesenjangan antara sekolah dan masyarakat. Masyarakat sudah makin modern, mereka sudah jauh mengenal berbagai kecanggihan teknologi. Sedangkan sekolah masih tetap menggunakan cara-cara lama dan media-media yang tidak representatif untuk digunakan saat ini. Akibatnya peserta didik setelah lulus dari satuan pendidikan masih harus menyesuaikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dengan perkembangan masyarakat.
Guru sebagai bagian dari komponen pendidikan dituntut untuk menjembatani kesenjangan ini. Guru harus bertindak sebagai pembaharu yang dapat memperkecil perbedaan antara pelaksanaan pendidikan dan kemajuan masyarakat. Untuk itu guru harus selalu belajar dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilannya agar dapat menciptakan hal-hal guna peningkatan mutu pendidikan sehingga sejalan dengan perkembangan masyarakat.
Guru sebagai Pribadi
Guru dituntut untuk memiliki kepribadian yang kokoh yang dapat dijadikan panutan bagi masyarakat. Segala tindak tanduknya selalu mendapat respon dari masyarakat. Karenanya nilai-nilai yang dijadikan prinsip hidupnya harus sejalan dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Guru sebagai pribadi harus memiliki nilai moral, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual yang tinggi. Guru yang selalu bertutur kata kasar, tidak menghargai peserta didiknya serta terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh seorang pendidik, menunjukkan bahwa guru tersebut memiliki nilai moral yang kurang bagus, dan guru tersebut tidak pantas menjadi seorang pendidik yang baik.
Sebagai pribadi yang menjadi panutan bagi masyarakat, guru dituntut untuk meningkatkan pengetahuannya, selalu mengontrol emosinya, berbaur dengan masyarakat sekitarnya serta selalu melaksanakan ajaran-ajaran agamanya.