Seorang
guru sebagai teladan dari siswanya adalah hal utama yang biasa diterapkan dan
dapat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah, di mana siswa
akan mencontoh sikap dan tingkahlaku guru sebagai panutan mereka serta akan
mengikuti petunjuk maupun himbauan dari guru menyangkut bagaimana mereka harus
bersikap dan mengambil tindakan dalam kehidupan mereka terutama menyangkut segi
pendidikan. Jadi, seorang guru harus selalu menjadi contoh yang baik bagi
siswanya sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan lain.
Disamping
itu, untuk menjadi seseorang yang diteladani atau dalam artian panutan tidaklah
mudah, sehingga seorang guru terlebih dahulu harus memahami dan melakukan
pendekatan terhadap siswanya dengan tujuan menciptakan hubungan yang lebih erat
sehingga akan tercipta pengertian dan pemahaman antar kedua belah pihak secara
alamiah. Maksudnya, seorang guru harus berupaya menjadi seorang sahabat bagi
siswanya terutama siswanya tang tergolong remaja usia sekolah menengah yang
masih tergolong labil dan dalam proses penyesuaian diri atau pencaharian jati
diri, dengan peran guru sebagai sahabat maka intensitas serta kualitas hubungan
diantara keduanya akan lebih erat terjalin. Biasanya remaja akan menceritakan
permasalahannya guna mencari solusinya kepada sahabatnya sehingga dalam hal ini
yaitu guru memposisikan diri sebagai sahabat siswanya maka tidak jarang pula
siswa tersebut akan lebih terbuka mengenai permasalahan yang dialaminya kepada
guru mereka. Keterbukaan dan keeratan hubungan antara guru dengan siswa makan
akan memudahkan guru untuk mendidik dan mengarahkan siswa kepada hal-hal
positif dan bermanfaat dalam kehidupannya baik di masa sekarang maupun masa
depan kelak terutama dalam kaitannya dengan keberhasilan proses pembelajaran,
peran guru sebagai sahabat akan sangat penting di mana guru akan dapat
memotivasi belajar siswa dan memahami karakteristik atau metode belajar yang
sesuai atau cocok terhadap siswa sehingga proses pembelajaran akan berlangsung
lancar, efektif, komunikatif dan menyenangkan. Denganmotivasi, diharapkansetiappekerjaan yang
dilakukansecaraefektifdanefesien,
sebabmotivasiakanmenciptakankemauanuntukbelajarsecarateratur,
olehkarenaitusiswaharusdapatmemanfaatkansetuasidengansebaik-baiknya.
Banyaksiswa yang belajartetapihasilnyakurangsesuaidengan yang diharapkan,
sebabitudiperlukanjiwamotivasi,
denganmotivasiseorangsiswaakanmempunyaicarabelajardenganbaik.
Dengandemikianbetapabesarnyaperananmotivasidalammenunjangkeberhasilanbelajar.
Sosok
guru sebagai sahabat tidak dengan mudah memberikan hukuman terhadap pelanggaran
yang dilakukan siswa namun bukan juga berarti tidak akan memberi hukuman
terhadap suatu pelanggaran. Tetapi lebih cenderung mengajak bicara dan
menanyakan alasan mengapa melakukan pelanggaran tersebut secara empat mata guna
menghindari timbulnya masalah lain misalnya adanya perasaan dipermalukan
dihadapan orang lain. Selain itu pula, ternyatamengajakbicarasecaraempatmatadengananakdidik yang
melakukanpenggaran, mempunyaipengaruh yang sangatpositifdalammengubahperilakunegatifanakdidik.
Denganmengajaknyabicarasecaraempatmataakanmembuatanakdidikdiperlakukansebagaisahabat
yang dilindungikehormatannya di hadapanteman-temannya dan di saat yang samapulamemperbaikihaltidakbaik
yang dilakukannya, adalahbentukpersahabatan yang luarbiasa.
Bukanmalahmempermalukanteman di hadapan orang
lainataumembiarkanbegitusajaseorangteman yang melakukankesalahan.
Bentukpersahabatan yang semacaminijugaperluditerapkanseorang guru
terhadapanakdidiknya.
Dengandemikian,
guru yang menjadikananakdidiknyasebagaisahabatnyamakaakanmemposisikandirisetaradengananakdidiknya. Guru sepertiinilah yang
akanmampumenciptakanatmosfer belajar
yang hangat, menyenangkan, membangkitkansemangat, danmembangunkepercayaandiri
yang besardalamdirianakdidik. Jikasudahdemikian, maka guru yang
bisamenjadisahabatbagianakdidiknyaakandicintaiolehmereka,
sehinggahaliniakanberbandinglurusdengankeberhasilandalammewujudkantercapainyatujuanbelajarmengajar.
Guru sebagai Peneliti
Manusia adalah makhluk yang unik, satu sama lain
berbeda. Manusia yang satu memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang
lain. Namun, mereka juga memiliki kelemahan yang tidak dimiliki yang lainnya.
Demikian pula dengan peserta didik, mereka memiliki keunikan yang beraneka
ragam dari waktu ke waktu. Karenanya guru tidak bisa memperlakukan mereka
dengan cara yang sama untuk semua peserta didik dan untuk zaman yang berbeda.
Hal ini menuntut guru mencari suatu sistem pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan zaman dan tingkat perkembangan serta kebutuhan peserta didik
tersebut.
Metode, strategi, media pengajaran yang diterapkan di
suatu sekolah belum tentu cocok untuk sekolah yang lain. Begitu pula dengan
perlakuan guru yang ditunjukkan di suatu daerah, belum tentu dapat diterima di
daerah yang lain. Dengan demikian, apabila seorang guru ingin sukses menjadi guru
yang profesional, hendaknya selalu mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang
terlebih dahulu melakukan penelitian-penelitian, untuk menghindari perlakuan
yang salah dalam proses pembelajaran peserta didik.
Guru sebagai Motivator Kreativitas
Dalam proses pembelajaran peserta didik terkadang
tidak memiliki motivasi belajar, apalagi menciptakan hal-hal baru yang dapat
meningkatkan kompetensinya. Sebagai motivator, guru berkewajiban
meningkatkan dorongan peserta didik untuk kreatif dalam belajar.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan sungguh-sungguh
belajar apabila memiliki motivasi yang tinggi. Sebagai motivator,
hendaknya guru memperhatikan prinsip-prinsip, sebagaimana yang dikatakan E
Mulyasa, berikut ini.
- Peserta didik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian terhadap pekerjaannya.
- Memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti.
- Memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta didik.
- Menggunakan hadiah dan hukuman secara efektif dan tepat guna.
- Memberikan penilaian dengan adil dan transparan.
Guru sebagai Model dan Teladan
Sejak zaman dahulu sampai sekarang, guru masih
dianggap sebagai pekerjaan yang luhur, yang memiliki sifat dan karakter yang
mulia yang dijadikan model dan teladan bagi masyarakat. Perhatian
masyarakat terhadap guru begitu besar sehingga setiap apa yang terjadi dengan
guru langsung dikomentari oleh masyarakat.
Perilaku guru di sekolah selalu menjadi figur dan
dijadikan dalil bagi para siswanya untuk meniru perilaku tersebut. Hal ini
wajar karena peserta didik dalam proses pembelajaran kadang melakukan modelling
untuk mengubah tingkah lakunya.
Sebagai teladan bagi peserta didik dan orang-orang di sekitarnya,
mengharuskan guru melaksanakan kode etik keguruan yang menjadi dasar
berperilaku, baik dalam interaksinya dengan Kepala Sekolah, teman sejawat,
bawahan, peserta didik, dan masyarakat pada umumnya
Guru sebagai Penasihat
Dalam setiap langkah kehidupan, manusia tidak terlepas
dari masalah karena masalah adalah bagian dari manusia yang hidup. Begitu pula
halnya dengan peserta didik. Seringkali peserta didik mengalami
kesulitan-kesulitan, seperti kesulitan belajar, kesulitan memecahkan masalah
pribadi, kesulitan memecahkan masalah sosial, kesulitan mengambil keputusan,
kesulitan menemukan jati diri, dan sebagainya. Kesulitan tersebut pasti akan
mempengaruhi proses pembelajaran dan menentukan hasil dalam pencapaian tujuan.
Untuk itu seorang guru harus bertindak sebagai konsultan yang siap memberikan
nasihat kepada peserta didik.
Setiap guru harus berperan sebagai penasihat
ketika peserta didik memerlukannya, kapan dan dimanapun guru berada. Hal ini
dikarenakan guru adalah sebagai pen-transfer nilai-nilai dan norma yang harus
menunjukkan identitasnya sebagai guru. Peran guru sebagai penasihat ini sangat
diperlukan sekali, apalagi ketika di sekolah tidak ada guru Bimbingan dan
Konseling.
Di beberapa tempat dan kesempatan guru tidak hanya berperan sebagai penasihat bagi peserta didiknya. Akan tetapi, guru juga dianggap sebagai orang yang serba tahu yang dapat memecahkan berbagai permasalahan terutama yang berhubungan dengan pendidikan. Oleh karena itu, guru harus memahami betul masalah-masalah pendidikan, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, dan sebagainya.
Di beberapa tempat dan kesempatan guru tidak hanya berperan sebagai penasihat bagi peserta didiknya. Akan tetapi, guru juga dianggap sebagai orang yang serba tahu yang dapat memecahkan berbagai permasalahan terutama yang berhubungan dengan pendidikan. Oleh karena itu, guru harus memahami betul masalah-masalah pendidikan, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, dan sebagainya.
Guru sebagai Inovator
Social Changes akibat perkembangan teknologi dan
globalisasi yang begitu cepat menuntut adanya perubahan dalam segala bidang.
Perubahan masyarakat ini justru tidak diikuti oleh perubahan-perubahan dalam
teknologi pendidikan. Hal ini menyebabkan kesenjangan antara sekolah dan
masyarakat. Masyarakat sudah makin modern, mereka sudah jauh mengenal berbagai
kecanggihan teknologi. Sedangkan sekolah masih tetap menggunakan cara-cara lama
dan media-media yang tidak representatif untuk digunakan saat ini. Akibatnya
peserta didik setelah lulus dari satuan pendidikan masih harus menyesuaikan
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dengan perkembangan masyarakat.
Guru sebagai bagian dari komponen pendidikan dituntut
untuk menjembatani kesenjangan ini. Guru harus bertindak sebagai pembaharu yang
dapat memperkecil perbedaan antara pelaksanaan pendidikan dan kemajuan
masyarakat. Untuk itu guru harus selalu belajar dan meningkatkan pengetahuan
serta keterampilannya agar dapat menciptakan hal-hal guna peningkatan mutu
pendidikan sehingga sejalan dengan perkembangan masyarakat.
Guru sebagai Pribadi
Guru dituntut untuk memiliki kepribadian yang kokoh
yang dapat dijadikan panutan bagi masyarakat. Segala tindak tanduknya selalu
mendapat respon dari masyarakat. Karenanya nilai-nilai yang dijadikan prinsip
hidupnya harus sejalan dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Guru sebagai pribadi harus memiliki nilai moral, kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosi, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual yang tinggi. Guru
yang selalu bertutur kata kasar, tidak menghargai peserta didiknya serta
terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh
seorang pendidik, menunjukkan bahwa guru tersebut memiliki nilai moral yang
kurang bagus, dan guru tersebut tidak pantas menjadi seorang pendidik yang
baik.
Sebagai pribadi yang menjadi panutan bagi masyarakat, guru dituntut
untuk meningkatkan pengetahuannya, selalu mengontrol emosinya, berbaur dengan
masyarakat sekitarnya serta selalu melaksanakan ajaran-ajaran agamanya.
0 comments:
Post a Comment