Tuesday, 1 December 2015

PERAN SEORANG GURU

Seorang guru sebagai teladan dari siswanya adalah hal utama yang biasa diterapkan dan dapat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah, di mana siswa akan mencontoh sikap dan tingkahlaku guru sebagai panutan mereka serta akan mengikuti petunjuk maupun himbauan dari guru menyangkut bagaimana mereka harus bersikap dan mengambil tindakan dalam kehidupan mereka terutama menyangkut segi pendidikan. Jadi, seorang guru harus selalu menjadi contoh yang baik bagi siswanya sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan lain.

            Disamping itu, untuk menjadi seseorang yang diteladani atau dalam artian panutan tidaklah mudah, sehingga seorang guru terlebih dahulu harus memahami dan melakukan pendekatan terhadap siswanya dengan tujuan menciptakan hubungan yang lebih erat sehingga akan tercipta pengertian dan pemahaman antar kedua belah pihak secara alamiah. Maksudnya, seorang guru harus berupaya menjadi seorang sahabat bagi siswanya terutama siswanya tang tergolong remaja usia sekolah menengah yang masih tergolong labil dan dalam proses penyesuaian diri atau pencaharian jati diri, dengan peran guru sebagai sahabat maka intensitas serta kualitas hubungan diantara keduanya akan lebih erat terjalin. Biasanya remaja akan menceritakan permasalahannya guna mencari solusinya kepada sahabatnya sehingga dalam hal ini yaitu guru memposisikan diri sebagai sahabat siswanya maka tidak jarang pula siswa tersebut akan lebih terbuka mengenai permasalahan yang dialaminya kepada guru mereka. Keterbukaan dan keeratan hubungan antara guru dengan siswa makan akan memudahkan guru untuk mendidik dan mengarahkan siswa kepada hal-hal positif dan bermanfaat dalam kehidupannya baik di masa sekarang maupun masa depan kelak terutama dalam kaitannya dengan keberhasilan proses pembelajaran, peran guru sebagai sahabat akan sangat penting di mana guru akan dapat memotivasi belajar siswa dan memahami karakteristik atau metode belajar yang sesuai atau cocok terhadap siswa sehingga proses pembelajaran akan berlangsung lancar, efektif, komunikatif dan menyenangkan. Denganmotivasi, diharapkansetiappekerjaan yang dilakukansecaraefektifdanefesien, sebabmotivasiakanmenciptakankemauanuntukbelajarsecarateratur, olehkarenaitusiswaharusdapatmemanfaatkansetuasidengansebaik-baiknya. Banyaksiswa yang belajartetapihasilnyakurangsesuaidengan yang diharapkan, sebabitudiperlukanjiwamotivasi, denganmotivasiseorangsiswaakanmempunyaicarabelajardenganbaik. Dengandemikianbetapabesarnyaperananmotivasidalammenunjangkeberhasilanbelajar.
            Sosok guru sebagai sahabat tidak dengan mudah memberikan hukuman terhadap pelanggaran yang dilakukan siswa namun bukan juga berarti tidak akan memberi hukuman terhadap suatu pelanggaran. Tetapi lebih cenderung mengajak bicara dan menanyakan alasan mengapa melakukan pelanggaran tersebut secara empat mata guna menghindari timbulnya masalah lain misalnya adanya perasaan dipermalukan dihadapan orang lain. Selain itu pula, ternyatamengajakbicarasecaraempatmatadengananakdidik yang melakukanpenggaran, mempunyaipengaruh yang sangatpositifdalammengubahperilakunegatifanakdidik. Denganmengajaknyabicarasecaraempatmataakanmembuatanakdidikdiperlakukansebagaisahabat yang dilindungikehormatannya di hadapanteman-temannya dan di saat yang samapulamemperbaikihaltidakbaik yang dilakukannya, adalahbentukpersahabatan yang luarbiasa. Bukanmalahmempermalukanteman di hadapan orang lainataumembiarkanbegitusajaseorangteman yang melakukankesalahan. Bentukpersahabatan yang semacaminijugaperluditerapkanseorang guru terhadapanakdidiknya.
Dengandemikian, guru yang menjadikananakdidiknyasebagaisahabatnyamakaakanmemposisikandirisetaradengananakdidiknya. Guru sepertiinilah yang akanmampumenciptakanatmosfer belajar yang hangat, menyenangkan, membangkitkansemangat, danmembangunkepercayaandiri yang besardalamdirianakdidik. Jikasudahdemikian, maka guru yang bisamenjadisahabatbagianakdidiknyaakandicintaiolehmereka, sehinggahaliniakanberbandinglurusdengankeberhasilandalammewujudkantercapainyatujuanbelajarmengajar.

Guru sebagai Peneliti
Manusia adalah makhluk yang unik, satu sama lain berbeda. Manusia yang satu memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Namun, mereka juga memiliki kelemahan yang tidak dimiliki yang lainnya. Demikian pula dengan peserta didik, mereka memiliki keunikan yang beraneka ragam dari waktu ke waktu. Karenanya guru tidak bisa memperlakukan mereka dengan cara yang sama untuk semua peserta didik dan untuk zaman yang berbeda. Hal ini menuntut guru mencari suatu sistem pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman dan tingkat perkembangan serta kebutuhan peserta didik tersebut.
Metode, strategi, media pengajaran yang diterapkan di suatu sekolah belum tentu cocok untuk sekolah yang lain. Begitu pula dengan perlakuan guru yang ditunjukkan di suatu daerah, belum tentu dapat diterima di daerah yang lain. Dengan demikian, apabila seorang guru ingin sukses menjadi guru yang profesional, hendaknya selalu mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang terlebih dahulu melakukan penelitian-penelitian, untuk menghindari perlakuan yang salah dalam proses pembelajaran peserta didik.
Guru sebagai Motivator Kreativitas
Dalam proses pembelajaran peserta didik terkadang tidak memiliki motivasi belajar, apalagi menciptakan hal-hal baru yang dapat meningkatkan kompetensinya. Sebagai motivator, guru berkewajiban meningkatkan dorongan peserta didik untuk kreatif dalam belajar.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan sungguh-sungguh belajar apabila memiliki motivasi yang tinggi. Sebagai motivator, hendaknya guru memperhatikan prinsip-prinsip, sebagaimana yang dikatakan E Mulyasa, berikut ini.
  • Peserta didik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian terhadap pekerjaannya.
  • Memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti.
  • Memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta didik.
  • Menggunakan hadiah dan hukuman secara efektif dan tepat guna.
  • Memberikan penilaian dengan adil dan transparan.
Guru sebagai Model dan Teladan
Sejak zaman dahulu sampai sekarang, guru masih dianggap sebagai pekerjaan yang luhur, yang memiliki sifat dan karakter yang mulia yang dijadikan model dan teladan bagi masyarakat. Perhatian masyarakat terhadap guru begitu besar sehingga setiap apa yang terjadi dengan guru langsung dikomentari oleh masyarakat.
Perilaku guru di sekolah selalu menjadi figur dan dijadikan dalil bagi para siswanya untuk meniru perilaku tersebut. Hal ini wajar karena peserta didik dalam proses pembelajaran kadang melakukan modelling untuk mengubah tingkah lakunya.
Sebagai teladan bagi peserta didik dan orang-orang di sekitarnya, mengharuskan guru melaksanakan kode etik keguruan yang menjadi dasar berperilaku, baik dalam interaksinya dengan Kepala Sekolah, teman sejawat, bawahan, peserta didik, dan masyarakat pada umumnya
Guru sebagai Penasihat
Dalam setiap langkah kehidupan, manusia tidak terlepas dari masalah karena masalah adalah bagian dari manusia yang hidup. Begitu pula halnya dengan peserta didik. Seringkali peserta didik mengalami kesulitan-kesulitan, seperti kesulitan belajar, kesulitan memecahkan masalah pribadi, kesulitan memecahkan masalah sosial, kesulitan mengambil keputusan, kesulitan menemukan jati diri, dan sebagainya. Kesulitan tersebut pasti akan mempengaruhi proses pembelajaran dan menentukan hasil dalam pencapaian tujuan. Untuk itu seorang guru harus bertindak sebagai konsultan yang siap memberikan nasihat kepada peserta didik.
Setiap guru harus berperan sebagai penasihat ketika peserta didik memerlukannya, kapan dan dimanapun guru berada. Hal ini dikarenakan guru adalah sebagai pen-transfer nilai-nilai dan norma yang harus menunjukkan identitasnya sebagai guru. Peran guru sebagai penasihat ini sangat diperlukan sekali, apalagi ketika di sekolah tidak ada guru Bimbingan dan Konseling.
Di beberapa tempat dan kesempatan guru tidak hanya berperan sebagai penasihat bagi peserta didiknya. Akan tetapi, guru juga dianggap sebagai orang yang serba tahu yang dapat memecahkan berbagai permasalahan terutama yang berhubungan dengan pendidikan. Oleh karena itu, guru harus memahami betul masalah-masalah pendidikan, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, dan sebagainya.
Guru sebagai Inovator
Social Changes akibat perkembangan teknologi dan globalisasi yang begitu cepat menuntut adanya perubahan dalam segala bidang. Perubahan masyarakat ini justru tidak diikuti oleh perubahan-perubahan dalam teknologi pendidikan. Hal ini menyebabkan kesenjangan antara sekolah dan masyarakat. Masyarakat sudah makin modern, mereka sudah jauh mengenal berbagai kecanggihan teknologi. Sedangkan sekolah masih tetap menggunakan cara-cara lama dan media-media yang tidak representatif untuk digunakan saat ini. Akibatnya peserta didik setelah lulus dari satuan pendidikan masih harus menyesuaikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dengan perkembangan masyarakat.
Guru sebagai bagian dari komponen pendidikan dituntut untuk menjembatani kesenjangan ini. Guru harus bertindak sebagai pembaharu yang dapat memperkecil perbedaan antara pelaksanaan pendidikan dan kemajuan masyarakat. Untuk itu guru harus selalu belajar dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilannya agar dapat menciptakan hal-hal guna peningkatan mutu pendidikan sehingga sejalan dengan perkembangan masyarakat.
Guru sebagai Pribadi
Guru dituntut untuk memiliki kepribadian yang kokoh yang dapat dijadikan panutan bagi masyarakat. Segala tindak tanduknya selalu mendapat respon dari masyarakat. Karenanya nilai-nilai yang dijadikan prinsip hidupnya harus sejalan dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Guru sebagai pribadi harus memiliki nilai moral, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual yang tinggi. Guru yang selalu bertutur kata kasar, tidak menghargai peserta didiknya serta terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh seorang pendidik, menunjukkan bahwa guru tersebut memiliki nilai moral yang kurang bagus, dan guru tersebut tidak pantas menjadi seorang pendidik yang baik.
Sebagai pribadi yang menjadi panutan bagi masyarakat, guru dituntut untuk meningkatkan pengetahuannya, selalu mengontrol emosinya, berbaur dengan masyarakat sekitarnya serta selalu melaksanakan ajaran-ajaran agamanya.

0 comments:

Post a Comment